Suudut Kampungku

Terkadang saya hanya ingin menulis, menulis dan menulis apa saja yang terlintas ... lelah ... tidur.
Atau membaca, membaca dan membaca ... mengantuk ... tidur.
Itu yang kulewatkan sepanjang malam. Jika ingin tidur.
Seperti malam ini, sejatinya badan saya luar biasa capek, seharian berkendara dari jogja solo - solo jogja. Bukannya mengantuk, pada jam ini malah saya terjaga.



Baiklah... kemudian saya lihat file file foto lagi, terlihat disana gambar gambar ini ...

Liburan lalu ...Agustus 2015.

Bledug Kuwu_dok Pribadi

Berada selangkah lebih dekat.
Melakukan perjalanan via sepeda, jaraknya tak begitu jauh, hanya empat kilometer dari rumah dimana saya tinggal.
Jarak ini biasa saya tempuh selama 6 tahun masa belajar di sekolah menengah.
Yang mana letakkannya berjejer.
Bledug_ begitu orang desa kami menamainya.
Letupan lumpur yang keluar dari dalam tanah diringi suara blug.

sepeda saya juga ingin narsis, sambil galau 

terlihat gambar endapan air lumpur

Karena masih pagi, kurang lebih pukul 06.00 pagi.
Dingin dan berkabut. Saya nikmati dengan duduk, sembarang.

saling berpandangan

Menatap hamparan tanah, bersama udara yang dingin.
Tempat yang cocok untuk berpuisi dalam rindu ... ah ah ah...jadi galau!
Disana ternyata bukan saya saja. Dia juga seorang wanita, sendiri, membawa ciduk, tengah mengaduk lumpur.
Saya tidak! Beda dikit, saya mengaduk ngaduk perasaan. WEK!

mencari air, barasa asin

Saya coba berkeliling lagi ...klik!

rumput pun enggan

Baunya ? Rasanya ?

disekitar situ ada aliran air, dari lumpur tadi yang diarah kan ke hilir dekat pengeringan bambu, bakal garam. Saya bau i dan sedikit cicip i airnya, oi asin?
air apakah ini? Rasa penasaranlah yang membuat saya mencicip lagi ...

tanahnya berdebu

garam

Sudah macam ahli geo ... geo apa itu ?

kalo musim kering tanahnya bisa sampai seperti ini

Sudah.
Setelah itu saya lanjutkan perjalanan pulang.
Kring ... kringg ...kring ...