Dari seorang
teman kos saya berkenalan dengan penjahit cantik. Namanya mbak Ria. Hasil jahitanya
rapi, pas sehingga banyak orang yang cocok dengan mbak ria. Karena seringnya
mengunjungi kos kami, saya jadi penasaran. Bukan penasaran ingin menjahitkan baju
tapi lebih karena penasaran, …
· Bagaimana
rasanya jadi penjahit ya? pasti menyenangkan bisa buat baju sendiri, bikin model
sendiri dan jika saya bisa jahit …
· Saya akan
punya konveksi, dengan pegawai yang sangat banyak dan
· Kalau saya
bisa menjahit, saya akan punya toko butik akan kuberi nama BUTIK SUSIANA,
menarik sekaliiiii…
Begitulah
perang batin dalam hati kecilku yang tak tertangkap telinga siapapun. Dengan keberanian
aku menawarkan diri menjadi muridnya untuk diajari menjahit. Awalnya mbak Ria
kaget, “Les Jahit!!, murid!!!. Hehe, ….begitulah dengan rayuan sedikit akhirnya
mbak Ria mau mengajari saya dengan imbalan semampu kantong.
Les
dimulai setiap sore sesuai kesepakatan jika banyak orderan, les berjalan seminggu
3 kali, jika sedang sepi les bisa setiap hari.
Perlu waktu
kurang lebih 3 bulan saya bisa membuat baju sendiri. Dan saya murid paliing
rajin, hahaha….karena hampir tiap hari kerumah mbak Ria minta diajarin
menjahit. Baju pertama saya adalah baju Barbie (baju mini untuk boneka Barbie
itu lhooo). Yang saya buat dengan jahitan tangan, biasa mahasiswa nggak bermodal,
nggak punya mesin jahit sendiri. Hehe…
Setelah
dinyatakan lulus dari les, saya coba-coba beli kain kiloan di pasar
Beringharjo. Dari situ saya belajar membuat baju beneran, baju untuk saya
sendiri. Dengan bekal catatan rumus-rumus rumit ala mbak Ria, saya buat ukuran
baju saya. Ternyata nggak mudah jadi penjahit.
Ukur sana, ukur sini, ditambahkan 5 dikurangi
11, dibagi 2, waduhhhhhhh….. mumettt. Lebih mudahnya saya lari ke tempat mbak
Ria,….. help me?!
Dan pola
sudah jadi, tinggal tempel dikain, cekrikkk….cekrikkk…cekrikk guntiing. Jahit,
jek….ejek….ejek…. (pinjam punya mbak Ria).
Tratata……aaaaa
Baju
gamis pertamaku jadi…..HOREEEEE, AKU BISAAAA
Posting Komentar