Backpacker _ Beach Jogja

Jumat, 26 Desember 2014 0 comments

Agenda yang tak teragendakan dari kegiatan rutin sehari-hari kami. Malam, ketika kami berempat berkumpul untuk sejenak melepas tawa dalam kepenatan hari di rutinitas kerja yang mengukung. Rencana yang terlontar begitu saja ...
" bangun pagi, sholat ke pantai"

Menyepakati itu kami pulang ke kos kami masing-masing.

Pukul 05.00 pagi
Jogja terlihat mendung
Tidak dengan semangat kami

Berbekal tas ransel dipundak, air minum dan kamera. Kami berempat dengan berkendaraan roda dua, meluncur menuju pantai selatan, tujuan kami Parangtritis.

Kami sampai di pantai Parangtritis ketika jam menunjuk diangka enam tepat. Udara masih sejuk untuk bisa kami nikmati. Para pengunjung pun belum begitu ramai. Ini hari libur Nasional, bertepatan tanggal 25 Desember, libur sekolah dan mendekati tahun baru.
Pantai Parangtritis dengan pasir hitam, dan ombak yang besar, pemandangan yang sungguh luar biasa. Selalu kuimpikan sedari dulu, pergi ke pantai menikmati hari. Namun sayang pantai Parangtritis dipenuhi sampah dimana-mana.
Niat kami bulat untuk menghabiskan hari melihat salah satu ciptaan Allah dari beribu ciptaanNya yang begitu luar biasa. Memandangi matahari terbit dibalik bukit, memandang langit yang sedikit tersapu awan mendung, lukisan Nya yang Maha sempurna.
Menghabiskan pagi di Parangtritis, kami sepakat melanjutkan perjalanan di Pantai berikutnya. Tujuan yang kami tuju adalah pantai didaerah Gunung kidul. Pantai yang belum pernah kami kunjungi. Kami bertanya kepada juru parkir pantai parangtritis, berbekal itu kami menuju pantai, sekitar 1,5 jam perjalanan. Let's go!
Sepanjang jalan menuju Pantai, kanan kiri bukit karang...eh betul gak sich, ini gunung kidul, beberapa bukitnya bukit kapur. Perjalanan kami bebas hambatan. Jalur alternatif yang baru dibuka, seperti halnya beberapa pantai disini  yang baru dibuka oleh pemerintah. Tak sampai satu setengah jam, kami cukup menghabiskan waktu satu jam perjalanan.
Jalan menuju Pantai berkelok, naik turun, memerlukan keberanian tersendiri berkendaraan. Didepan kami ada bis yang kehabisan tenaga untuk naik, kami minggir dulu, mempersilahkan bis duluan... takutlah kunduran bis...hihi.
Dengan tiket masuk per orang Rp 10.000,00, kami bebas melihat delapan pantai. Pantai Baron, kukup, sepanjang, drini, krakal, sundak, pulangsawal, dan poktunggal. Yang pertama kami kunjungi adalah pantai Kukup.
"Kami lapaarrrr"

Yang jelas kami kelelahan dan kelaparan. Kami tak cukup bekal untuk menyiapkan makan (nasib anak kos..hee). Tak menyurutkan perjalanan kami untuk melihat pemandangan yang sungguh luar biasa. Dibawah langit mendung, kami disambut gerimis.
Pemandangan Pantai Kukup dengan awan mendung menggantung, siap menumpahkan beribu air.
Menikmati hujan, adalah berkah tersendiri bagi kami. Subhanallah...Allahuakbar...
Cara kami menikmati liburan, berlibur dengan biaya yang tak harus mahal. ... lagi-lagi "kantong anak kos..lah". Mau nyoba!"

Berendam sejenak ... ASINNNNN
Kerennnn ...

Kami telah sampai dipantai Sepanjang. Kesempurnaan alam. Langit biru, pantai pasir putih, bukit elok nan hijau, air laut yang jernih.


Kami tergiur membawa pasir putih, yang kata teman bisa untuk scrub,....hah ... teori mana scrub pasir bikin kulit kita halus. 
Pun patut dicoba. Siapa mau uji coba !??
Dari sekian pantai yang kami kunjungi, pantai sepanjang memang unik di Pasir, pasir disini terlihat lebih besar dan putih. Banyak patahan kerang dan karang. Banyak rumput laut berbentuk seperti rambut berwarna hijau. Ketika kami sampai disana, tak ada payung yang mengembang untuk dijasa kan. Tak pula banyak pengunjung.
Menikmati pantai pukul 10.00 pagi, udara mulai terasa panas menyentuh kulit. Angin pagi pantai tak begitu kentara terasa. Kami duduk, menghadap pantai. Memandang kedepan dengan pikiran masing-masing. Merasakan ombak air pantai menerpa tubuh kami. Merasakan deburan ombak, seolah sedang mengajak kami bercanda. Sungguh AnugerahMu Ya Rabbi, kami masih dapat merasakan semua keindahan ini disini.
Untuk beberapa saat menikmati sepanjang, kami lanjutkan perjalanan kami yang masih panjang ke pantai berikutnya. Pantai Drini. Sebelum kami memasuki pantai, kami mencium bau anyir, seperti ... ya seperti bau bangkai. Beberapa nelayan memang terlihat sibuk disini. Mengambil tangkapan ikan dijaring. Oh... ya disini lebih ke pantai nelayan, pasar ikan. Kami, lewatkan pantai Drini, terus terang perut kami yang lapar ditambah bau amis yang menyengat membuat perut kami kaku dan sedikit mual. Kami memutuskan melanjutkan ke pantai berikutnya.

Pantai Krakal.
Disini kami sejenak melepas lelah. Tepi pantai Krakal banyak ditumbuhi pohon pinus yang rindang. Pasir putih menghias sepanjang bibir pantai.
Karang-karang besar menghalau deburan ombak besar, beberapa orang terlihat asyik memancing diantara celah karang.
Beberapa diantara lainnya bermain voli pantai. Mereka, tiga orang temanku duduk diatas balai dibawah pohon pinus.
Berteduh dari sengatan matahari yang kian menyengat tubuh, aku... aku masih asyik melihat dengan seksama sekitar. Mengabadikan moment indah, sesekali meneriaki mereka untuk ikut.
 Yeah... mereka hanya tertawa, tak bergeming pun dengan kalimat barusan ku.
Aku hanya bisa ber hhhhhhhhh ...... mendekati mereka.
KEREN, ABIS!!!


Jalan - jalan ala anak kos kami tutup dengan mengunjungi pantai baron.
Hhhhhhhh..... lega rasanya.



Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. My Note's - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger