Sungguh pagi yang indah. Seindah perasaanku yang
berbunga-bunga. Hilangkan sejenak hutang yang berbunga. Si Phoenix merah ku gayuh pelan, Kring…..kring…..kring. Burung –
burung beterbangan kian kemari. Kokok ayam masih terdengar, sang mentari pagi
masih malu-malu, bintang Venus terlihat berpijar di ufuk.
Betapa bahagia hatiku. Sebahagia
burung gereja yang bebas terbang di angkasa.
Jarang-jarang ibu memberiku
kelonggaran untuk menikmati hari libur.
Jalanan lenggang,
gludak!!…beberapa kali sepeda ini masuk ke lubang jalan. Meski masuk dalam
jalur alternatif ke Surabaya, sepanjang
jalan minim penerangan, jalan
disini juga masuk kategori jalan
labil. Bisa dilihat dari banyaknya jalan yang terlihat rata namun bergelombang
jika didekati. Selain bergelombang juga
banyak lubang. Gludakk!! Untuk kesekian kali.
Kring….kring….kring.
Butiran
air keluar dari dahi, pucuk hidung dan punggungku, ku seka dengan perasaan
puas. Akhirnya aku sampai.
Bledug.
Lebih tepatnya aku sampai di desa wisata Bledug yang terletak di Kuwu. Tidak jauh, hanya 4 kilometer dari desaku,
Kradenan. Masih sepi, itu pukul 06.00 pagi. Tanah lapang tandus terhampar, jika
tak salah saya ingat dari buku LKS luasnya kurang lebih 45 hektar. Ck …ck … berapa
kali luas lapangan bola itu?.
Lumpur tersembul keluar dibarengi
dengan suara blug….blug dan asap putih yang menyertainya. Dari buku yang pernah
saya baca, dan saya lebih suka buku sains daripada dongeng. Letupan lumpur ini
masuk kategori fenomena alam yang langka, karena letak desa Kuwu yang jauh dari
pantai namun kandungan lumpurnya mengandung garam. Meski garam disini kurang
disukai masyarakat karena tidak mengandung yodium seperti garam pabrik. Garam Bledug
sebenarnya mempunyai keunikan yaitu yang disebut Bleng (baca ble’ng). Yang dapat
dibuat untuk bahan pengawet dan perasa alami khususnya dalam pembuatan kerupuk karak, jika dibeberapa daerah
biasanya memakai borak (bleng pabrik). Jadi! Menurut hemat saya daerah sini
cocok sekali untuk memproduksi kerupuk karak Bledug Kuwu sebagai makanan khas.
Bagaimana kawan-kawanku, adakah yang tertarik???
Kuarahkan
pandangan ke Barat. Diujung tanpa batas itu aku menunggu munculnya sang mentari
pagi. Samar-samar. Sang mentari hari ini, Jumat tanggal 10 Mei 2013, punya
hajat besar. “ Gerhana Matahari Sebagian”. Mungkin, dibelahan
bumi lain saat ini sedang diadakan suatu upacara tolak bala atau ibadah shalat
gerhana didaerah lainnya. Dan saya disini
menunggu detik-detik itu. Asa untuk dapat menyaksikan keajaiban kekuasaan Allah
atas alamnya.
Saya belum berjodoh dengannya.
Telah terlewati masa, sudah setengah jam berlalu, matahari telah nampak dengan
sinarnya yang cerah.
Kring….kring…kring
_Nostalgia dikampung halaman_
Posting Komentar