October 14,
2013 at 10:28am
“Es em u”,
bacalah maka kau akan ketemu dengan kata yang sama dengan yang kumaksud SMU.
Dengan
tulisan yang saya beri tanda kutip pula saya juga ingin mengartikan nya dalam
bahasa lain, yakni senyumanmu_bahasa jawa.
Ada apa
dengan senyum mu????
Senyum
kalian.
Senyum
teman-teman “Es Em U” ?, ehhhh.....benar.
Saya sedang
merindukan senyum teman-teman. Adakah senyum itu masih se manis, se lugu, se
indah dan se – se yang lain. Kita lihat nanti.
Nanti ?
Kapan!!??...
October 15, 2013 at 10. 00 am
Dianggap sesepuh dalam berkeluarga, seorang teman meminta saya berpetuah. Sepatah dua kata dia minta, yang pada kenyataan lima patah kata kuberikan, idem-idem gratis, selebihnya bisa disimpan untuk lain waktu. Teman baik kala Es Em U, kala suka dan duka kami bersama, 6 sekawan biasa saya menyebutnya.
Dia, sang kawan saya ini sebentar lagi kan meniti bahtera keluarga, diantara kami ber enam, tergolong terlambat. Kami yang sudah menggendong satu sampai tiga anak disamping kanan kiri, dia masih terlihat enjoy, namanya juga jodoh, jika belum ketemu tak akan pernah nyampai, begitu kan ...hibur kami.
Apa petuah yang saya berikan ( Ahh,....saya sebenarnya malu, lebih bisa teori ) jadi maaf kan saya cukup saya dan teman saya yang tahu petuah apa yang saya berikan untuk dia dan sang istri.
Hari ini dua agenda penting untuk sahabat-sahabat saya. Melihat senyum mereka adalah kebahagian tersendiri (menyuplik kata teman). Sayang agenda satu teman saya harus saya alihkan, saya tak bisa datang ke tempat acara tersebut berlangsung. Saya tak bisa melihat senyum kebahagian dihari bahagianya secara langsung.
Maaf! Maaf! Maaf!...ringan sekali ya...
saya mengucapkan kata itu, bagi teman saya yang berharap teramat sangat kedatangan saya (ehemm), tentu kata ini sangat menyakitkan...(semoga hanya kelebay_an saya).
Teman saya ini baik, jadi dia pasti maklum. Ketidak hadiran saya bukan karena apa-apa, dan tak apa-apa. Lebih karena alasan klasik, saya kan sudah mempunyai 3 anak yang masih kecil. Jauh pula tempatnya, 3 jam jarak tempuh pergi kesana, jika di total kasar saya harus melonggarkan waktu sebanyak kurang lebih 8 jam.
Bersambung .... ( Maryam bangun )
lanjut youk...
Sehingga, kami memilih jalan lain. Menyambangi ibunya, bersilaturahim ke rumahnya dikampung. Pukul 10.15, kami sampai disana, terlebih dahulu tanya sana- tanya sini. Padahal kata temanku yang punya rumah, 'dia' terkenal,....heee ketahuan kan sekarang tetangga depan rumah aja nggak tahu.
Agenda kedua, kami datangi di Sore hari selepas Ashar, memandikan anak-anak dan lain sebagainya. Meski dua temanku ini tetanggaan, tapi kami memilih sedikit 'kerepotan' untuk memenuhi undangan keduanya. Datang pada dua waktu yang berbeda.
Siapa saja yang kutemukan. My teacher "SHT", teman-teman Es em U dan beberapa kakak kelas. Duh....senangnya, bisa bertemu mereka disini. Senyum mereka masih sama, seindah dan semanis dulu. Tampak satu sampai tiga anak bergelayut disisi kanan kiri mereka, tampak pula mereka sekarang bertambah subur. ehhh....
Bagaimana denganku.....sama. Bedanya pas moment kali ini My mother tidak mengijinkanku untuk membawa anak-anak. Datang bersama teman sebangku waktu es em u, ku boncengkan ia bersama si kecil. Memasuki rumahnya, tersenyum-senyum sang pengantin menyambut kami, dia temanku tak percaya jikalau aku benar-benar bisa datang. Aku tersenyum, Alhamdulillah, jika saya mampu saya usahakan datang.
Saya malu, mereka kini semakin menjadi orang sukses. Sukses keluarga, sukses pekerjaan. Seorang teman mendekat, "Hema, sekarang kerja apa?" spontan saya jawab, "Dirumah saja ngurus anak-anak, hee".
Untuk teman-teman....Sukses!
lanjut youk...
Sehingga, kami memilih jalan lain. Menyambangi ibunya, bersilaturahim ke rumahnya dikampung. Pukul 10.15, kami sampai disana, terlebih dahulu tanya sana- tanya sini. Padahal kata temanku yang punya rumah, 'dia' terkenal,....heee ketahuan kan sekarang tetangga depan rumah aja nggak tahu.
Agenda kedua, kami datangi di Sore hari selepas Ashar, memandikan anak-anak dan lain sebagainya. Meski dua temanku ini tetanggaan, tapi kami memilih sedikit 'kerepotan' untuk memenuhi undangan keduanya. Datang pada dua waktu yang berbeda.
Siapa saja yang kutemukan. My teacher "SHT", teman-teman Es em U dan beberapa kakak kelas. Duh....senangnya, bisa bertemu mereka disini. Senyum mereka masih sama, seindah dan semanis dulu. Tampak satu sampai tiga anak bergelayut disisi kanan kiri mereka, tampak pula mereka sekarang bertambah subur. ehhh....
Bagaimana denganku.....sama. Bedanya pas moment kali ini My mother tidak mengijinkanku untuk membawa anak-anak. Datang bersama teman sebangku waktu es em u, ku boncengkan ia bersama si kecil. Memasuki rumahnya, tersenyum-senyum sang pengantin menyambut kami, dia temanku tak percaya jikalau aku benar-benar bisa datang. Aku tersenyum, Alhamdulillah, jika saya mampu saya usahakan datang.
Saya malu, mereka kini semakin menjadi orang sukses. Sukses keluarga, sukses pekerjaan. Seorang teman mendekat, "Hema, sekarang kerja apa?" spontan saya jawab, "Dirumah saja ngurus anak-anak, hee".
Untuk teman-teman....Sukses!
Posting Komentar