" Datang datang nanya rindu, beneran rindu tapi malu bilang kekamu."
...
Jangan pikir dengan pergi kepantai,
melihat ombak, ...
menikmati angin, ...
menatap air, ...
awan dan debur ombak, ...
aku tak tahu kalau kau sedang rindu.
Apakah dengan menatap air biru, cerah rasa ingin bersua hilang.
Apakah dengan menatap debur ombak, gemuruh rindu didadamu mereda.
Apakah dengan merasakan angin yang berhembus, hilang juga gelisahmu terbawa angin.
Kamu bohong.
Aku tahu dirimu.
Rindu itu seperti kopi, itu katamu : pahit.
Tapi kau tetap suka, selalu ketagihan menghirup aromanya, selalu rindu bersama bincang.
Mencicip sedikit untuk kemudian kau akan tersenyum, bersama bekas hitam diujung bibirmu.
Itulah nikmatnya kopi dan rindu, pahit tapi nikmat.
Dan kau kan menambah gula, jika rindu bertemu adalah manisnya
Benar.
Kau selalu mencari beribu kata alasan pembenaran untuk setiap kata yang kau rangkai untuk pengandaianmu tentang rindu
Aku tahu dirimu.
Pantai, kopi, hanyalah alasan.
Agar kau bertemu dengan cintamu.
Cinta yang entahhhh.
Yang hanya bisa kau rasakan ketika kau berdiri disana, melihat ombak yang berdebur bersama angin.
Aku selalu berkata, cintamu angin.
Rindumu sama pahitnya dengan cinta dan kopimu.
Kau kan tersenyum
Dan menggangguk.
" Kau selalu tahu diriku"
Posting Komentar