Teman Malam

Selasa, 23 Juli 2013 1 comments

Secangkir kopi panas terhidang diatas meja. 
Suara gemerisik radio, mengalun merdu lagu cinta. Kapan saya mulai menyukai lagu cinta?.
Semua menemani malam ku bersama pena dan diary kecil dimeja sederhana ini, tanpa lelah. 
Sruputt... Nikmatnya minuman berwarna krem coklat ini. 
Kira-kira kuingat lagi sejak kapan aku menyukaimu ya? 
Kali. Sejak 3 tahun terakhir ini sejak hoby malamku kumat.'Nyuci, Nyulis, Nyutrika'. Heee kacauu. 
Secangkir kopi.
Seorang wanita meminum kopi. 'Saru'.
Kopi seperti minuman 'paten' kaum laki-laki disebagian besar daerah Jawa seperti halnya Teh. 
Sedang perempuan yang minum Kopi dianggap perempuan tak sempurna alias tak baik.

Begitukah??? 
Mungkin perlu dikaji juga dari sisi lain. Seperti bagi saya kopi bukan saja minuman tahan tidur. Yakni sebagai pendongkrak isi perut yang mengendap beberapa hari tak mau keluar. menjijikkan tentunya. Sampah sehari tak dibuang sudah buat kepala puyeng, apalagi ini. Untuk itu saya minum Kopi, dijamin langsung ke belakang, he..he. Boleh dicoba dengan satu syarat tak sedang punya sakit maag. Sebenarnya tidak juga kalau saya benar-benar menyukai minuman berwarna. 
Apapun itu, mau yang berwarna merah, putih, cokelat, pink atau krem. Jika tak sedang dalam keadaan ingin bertahan sampai malam. 
Cukup, dengan 2 sampai dengan 3 liter air bening. Bukan tanpa proses dan bukan tanpa alasan. Seperti kebiasaan orang kampung di Jawa, minum Teh manis sudah menjadi tradisi turun temurun. Bertamu tak elok kalau teh tak keluar terhidang dimeja. Pagi-pagi sambil ngobrol atau baca koran ditemani pisang goreng dan teh panas. Ya, teh sudah menjadi bagian dari diri saya, sampai terbawa di perantauan kala kuliah di kota Jogja. Aku sudah 'kecanduan' minum teh. Sehari saja tak bertemu dengan minuman ini, kepalaku pening luar biasa, mulut terasa pahit dan kering. Sampai suatu ketika akan berangkat kuliah, bagian tulang belakangku nyeri luar biasa, yang mengakibatkan badanku tak mampu tersokong. Terbaring dengan senyum, masih mampu menggerakkan kaki ke atas kebawah sedikit sakit, tangan masih normal, namun tak mampu duduk. Beberapa kawan menggendongku masuk kedalam taksi membawaku ke RS di Jogja. 2 hari disana, membuatku jengkel. Aku bagai kelinci percobaan, hampir setiap dokter yang menanganiku berbeda-beda, layaknya 'sakitku ini' bahan akhir perkuliahan yang menarik dan langka. 'Ngambek'. Saya minta pindah ke Solo, Rumah sakit tulang. Hanya butuh sehari, dokter menyatakan tulang belakangku retak. Rawat jalan menjadi alternatif. Dengan dibantu terapi air putih dan Kalsium, setengah tahun, sudah kembali normal. Sejak itulah sama menyukai air putih (bening). 
Karena sang dokter berpesan 'kurangi teh, kopi dan minuman lainnya yang dapat menyerap kalsium dalam tubuh serta perbanyak minum air putih. 

Sruput ... Untuk kali ini tak apalah secangkitr kopi sebagai teman malamku. Kan tak setiap hari, bantahku. Krucuk....krucuk...nah khan.
Share this article :

+ comments + 1 comments

6 Agustus 2013 pukul 22.45

hahahha
HªhªhªhªHªhª =)) º°˚˚°º. <(") <(")

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. My Note's - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger