PYARR.
Saat kegaduhan tercipta dalam pikiranku pagi ini. Hari ke tiga sekolah baru
untuk Aziz. Pagi-pagi, masih pagi dia sudah terbangun merengek tak mau mandi,
tak mau sekolah, berteriak-teriak mengancam. Tak mau sekolah, ingin ikut Umi
kerja. Dua jam saya merayu dan membujuknya, mandi dan berkemas.
PYARR.
Kegaduhan lain tercipta dihalaman sekolah, bukan kaca yang sengaja dipecah,
namun tangis Aziz yang pecah. Membuat gaduh seisi sekolah karena teriakan
histerisnya. Kencang ia berpegangan pada kaca spion motor masih dengan tangis
yang pecah sejadi-jadinya. Pilu menyayat hati mendengar tangisnya. Ku rogoh HP
dalam kantong tas, ingin menulis sepucuk surat elektronik yang kulayangkan
kepada kepala sekolah. Merobohkan pendirianku, namun urung. Beberapa guru
membujuk Aziz lembut, membiarkan aku untuk melenggang pergi bekarja.
Maafkan Umii, …sayang.
Posting Komentar