Posisi saat ini selalu kudapati ketika berbelanja.
Merengek, merajuk, menangis puncak menjerit membuat
mata-mata memandang tajam kearah aku ibunya.
“Pokoknya ini dan itu.”
“Tidak, kak. Kesepakatan dari rumah, boleh memilih satu”. Suara
tegas milik ku.
Bagi beberapa orang sikap saya kepada anak-anak terlalu
ekstrim.
Apalagi ini hanya karena makanan atau mainan.
Sepele, memang.
Tapi, bukan itu yang menjadi garis bawah dari yang aku
ajarkan kepada mereka.
Nilai suatu proses. Belajar dalam menepati suatu aturan yang
telah dibuat bersama.
Meski saya masih mendapati anak-anak saya menangis
mempertahankan keinginannya.
Ini hanya masalah siapa yang tahan, dia “anak saya” atau
saya “sang ibu”.
Hhhh...kaku sekali, begitu ya kira-kira.
Kekurangannya ketika mereka liburan ditempat eyang, diluar
kendali saya mereka mampu menyetir Om, tante, kakek, nenek, budhe, pak dhe...
#Sedangbelajarmenjadi ibuyang baik#
Posting Komentar