Ada macam cara belajar yang unik dan menyenangkan.
Usia 1
sampai dengan 5 tahun, adalah ‘golden age’, usia emas.
Saya tahu teorinya.
Tapi
yang tak kutahu adalah cara penerapanya.
Karena setiap anak unik, dan saya juga
salah satu anak (mantan anak maksud saya) jadi saya juga unik.
Unik ketemu
unik, jadilah pembelajaran seperti saat ini.
Malam ini.
Anak bermain-main. Berteriak halus sampai sedikit
lebih ditinggikan suara, anak-anak tak mengindahkanku.
“Umi hitung sampai tiga,
tidak ngumpul dekat Umi, tak ada bonus main di kamar, kumulai hitung, ...tiga”.
Anak-anak sudah berada didekatku.
“Hafalan satu surat, surat Al Fatehah, baru boleh
melanjutkan main” lanjutku memberi aba-aba.
Azis langsung siap melaporkan
hafalannya, meski yang keluar bukan surat melainkan do’a belajar lengkap dengan
syahadadnya, ajaran setiap pagi di sekolah.
Kutahan tawa dan ku tunggu sampai selesai, baru ku betulkan.
Giliran sang kakak.
Saya yakin kakak Azka hafal (batinku).
Ku tunggu, tak ada suara yang keluar. Hasil laporan sang guru, anak saya ini
memang special, lebih suka main ketimbang belajar,...glodakk...malu gak!!!
“Mbak, Umi hitung ya,...tiga” jurus andalan ku keluarkan.
Hafalan
keluar dari mulutnya, namun tak jelas terdengar, ku suruh dia mengulang dengan
benar. Bukan mengulang, dia malah menangis.
Ooo...salahku dimana?...”ku ulangi
perintahku, “mbak,...boleh main, hafalan satu surat untuk Umi” kataku lembut.
Masih sama, tak terdengar, hanya mulutnya yang menganga,
mengatup.
Waduhh, sabarrr.
Belajar hafalan malam itu selesai. Untuk anak-anak.
Tidak
untuk Umi.
“Umi, azis minta tolong dibuatkan susu” rengeknya.
“Boleh,
ada kuncinya, surat An Naas”, jawabku tersenyum.
Masih sama kini yang keluar surat Al Fatehah, dan
kami ulang bersama dengan benar.
Satu botol susu untuk Aziz.
Melihat itu, Azka
tentu tak mau ketinggalan, susu adalah minuman favoritnya, mana tahan jika
melihat adiknya membawa botol cokelat.
“Umi, Azka iya”, rengeknya. “Boleh, satu surat, An Naas”,
........
Lancar, Alhamdulillah.
“Wahai, anak-anakku semoga engkau menjadi anak yang
sholeh-sholehah.
Umi tak mampu memberimu harta yang melimpah, semoga ilmu yang
bermanfaat ini adalah warisan terbaik dari Umi untuk kalian”....Mmuuuaah...cium
sayang untuk kalian selalu.
Posting Komentar