Dolan Ndeso

Jumat, 13 Desember 2013 0 comments

Kamis, 12 Desember 2013 pukul 07.30 sampai dengan 13.00 WIB.



Kedua kalinya saya bertandang ketempat ini. Asri, sesuai nama yang tersemat sebagai desa Boro Asri. Kami yang terdiri dari tim guru dan siswa melakukan studi keluar. Kini tempat yang kami pilih ada di sekitar Jogja Kulon atau Kulonprogo, di desa Boro Asri. Salah satu  tujuan diadakan studi keluar yakni untuk refreshing sejenak dari rutinitas belajar di sekolah setelah seminggu UAS semester pertama.




Perjalanan kami tempuh kurang lebih 45 menit dari Seturan. Alhamdulillah, kami sampai ditempat dengan lancar. Disambut kicau burung. Nyalak anak anjing dan senyum kak Ida, tutor kami di Boro. Terhias diwajah-wajah kami semua rasa senang, melihat hijaunya pemandangan yang tak terbilang indah. Di kanan kiri kami terbentang bak permadani yang terhampar hijau sawah dan ladang milik para  petani. Berjajar megah bukit-bukit, sang mentari terlihat memancar terang ikut menghangatkan pagi.



Duduk lesehan bersama dalam pendopo. Disambut perkenalan dari kak Dion dan Kak Ida. Sebagai pembuka, lagu Chaka Chiki Chiki berikut permainannya diberikan kepada kami semua.




Go !!!
Setelah menghabiskan makan pembuka, teh hangat dan martabak manis. Kami siap berpetualang.
Arena pertama adalah membajak sawah dengan si Kerbau.
Tak perlu menunggu aba-aba bagaimana cara menunggang Kerbau, anak-anak sudah berhambur mendekat mengantri.




Sebagian menangis dan berlari menjauh dari Kerbau. Tentu kami sudah siap dengan itu. Dua tiga guru membujuk dan menggendong sang anak...Happ tanpa ba bi bu...naik. Sambil tersedu-sedu, anak mulai menikmati pengalaman pertama menaiki kerbau dan bajaknya.




Puas dengan lumpur sawah ? Ternyata tidak bagi beberapa guru.
Aksi heroik mereka terpampang disini.
Byurrrr.....keren ( Mandi lumpur )
Selesai dengan Kerbau.
Berganti dengan menanam padi di Sawah. Seperti yang dicontohkan kak dion. Tinggal di masukkan dalam kubangan lumpur yang telah di bajak tadi. ( Sssst,...tak segampang itu lho).





Mandi lumpur usai, menuju ke Sungai yang berada tepat dibawah pinggir sawah. Anak-anak bermain dengan menangkap ikan. Beberapa teman saya sedang asyik bernostalgia dengan kenangan masa kecil "mandi di sungai".

Sepertinya, memang hari ini khusus permainan air. Setelah sungai, kami semua digiring kak Dion dan kak Ida menuju tanggul irigasi dengan aliran sungai yang deras. Anak-anak mencoba permainan River ( namanya ? )

Untuk guru, kami dipersilahkan mencoba arena yang lebih menantang. Saya lupa namanya. Begini permainannya. Dengan bekal helm pengaman kepala agar tak terantuk jembatan dan rompi pelampung anti tenggelam, kami terlentang mengambang di air menuju lorong jembatan yang gelap dengan air yang mengalir deras, disisi jembatan sudah menunggu tim yang akan melemparkan donat pelampung untuk kami naiki segera setelah keluar dari lorong.


Bagian ketika saya ingin mencoba hujan mengguyur semakin deras, padahal saya tak pandai berenang, kekhawatiran dan pikiran aneh-aneh sudah saya hilangkan.
Byurr....saya mengapung dan terlentang bersama beberapa guru yang susul menyusul di belakang saya.
Tiba di lorong gelap, tubuh saya tak terkendali berputar-putar. Meski sudah dibilang jangan panik. Justru kepanikan itu datang menyergap saya tiba-tiba. Air masuk kedalam mulut ketika saya bertieriak-teriak mencoba memanggil teman-teman saya. Ban yang terlempar sudah tak mampu saya jangkau, mata sedikit kabur terkena air. Tiba di area dangkal, kaki terantuk sesuatu membuat kaki saya perih untuk saya pijakkan. Beberapa kali saya kehilangan kendali, menggapai ban, terlepas. Sekali saya mendapat pegangan, huppp saya mendapati kaki teman saya. Terimakasih kakinya.

Sepanjang jalan menuju tempat pemandian, suasana sudah sedikit lenggang. Hujan kian deras. Bukit-bukit indah tertutup kabut putih. Saya menunggu antrian mandi, dengan bermain di area outbond meniti jembatan tali bersama dua anak yang sedari tadi asyik tak mau beranjak dari sana. Jam sudah menunjuk pukul 12.00 WIB.
Telah menunggu di pendopo anak-anak yang terlihat lelah dan lapar. Makan siang telah terhidang diatas meja. Menu yang membuat cacing di perut kian meronta. Ayam bakar, mie goreng, sambal tomat dan Es cendol,....hmmmm...Yummy.



Sayonara-sayonara-sayonara sampai berjumpa pulang.
Ditingkahi gerimis kecil diantara derai tawa kami, menuju sekolah. Hari yang menyenangkan.





Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. My Note's - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger