Cekak

Jumat, 12 Juli 2013 0 comments

Aku ingin bisa menulis tanpa melibatkan perasaan dan kantong

Selama ini aku menulis selalu memakai perasaan, begitulah jadinya. Saat perasaan ku tenang, justru tulisan tak keluar, ide mampet. Otakku meradang. Mataku hanya dapat melototi tulisan yang tak kunjung rampung.
Selama ini alasan kantong bolong menjadi pemicu ku untuk menulis, akhirnya. Saat gajian tiba, aku justru sibuk dengan diriku sendiri, belanja ini! belanja itu!. Ingin buku itu!, ingin buku ini!. Yang lebih parah, aku kreatif saat kantongku benar-benar kosong. Tak ada kesibukan belanja ini itu.
waduch... jika ini terus berlangsung karierku dibidang menulis akan punah, harapan yang ku rajut akan semarawut. Meski tak kupungkiri, sejatinya aku bukanlah penulis profesional, hanya amatiran. Menuangkan yang dirasa dengan kemampuan bahasa yang pas-pas an. Merangkai kata yang tergambar dengan kemampuan daya khayal yang cekak.

Pun, begitu. Ada kepuasan tersendiri manakala aku dapat mengeluarkan segala rasa yang terpendam untuk mampu ku keluarkan dalam sebuah coretan. Apalagi jika ku mampu menciptakan seorang tokoh yang berkarakter Antagonis. Membuat cerita seolah-olah aku sedang menjadi seorang Raja. Raja yang mempunyai kuasa, perintah dengan satu telunjuk tangan. Wah-wah benar-benar ajaib.

Bahkan ku mampu bermimpi setinggi langit, menggapai awan, membangun gedung pencakar bumi dan pencakar langit. Gila? kadang-kadang memang menjadi penulis harus sedikit gila.
Tertawa sendiri, saat tulisan sempurna tercipta sesuai dengan yang kita hendaki. Menemukan ide saat kita duduk bersepi di Toilet, menunggu bis yang tak kunjung datang atau bahkan saat kita ketiban Durian runtuh. Gedebukkk, gedebukk!!! Aku PUASS.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. My Note's - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger