Aku hanya manusia biasa, yang tak luput dari salah.
Dia mengingatkanku.
Aku harus berterima kasih, pikirku.
Nyatanya ego masih lebih tinggi dari pikir.
Ku diamkan saja, kusimpan
"maaf", kata nan ajaib yang jarang atau malah nggak pernah kukeluarkan.
Gengsi.
Aku tak akan meminta maaf atas hal yang sudah keluar, ibaratnya menjilat ludah sendiri.
Aku tak mau.
"Engkau menangis!!"
Lihat...!!,
lihatlah Hema, hari ini engkau membuat orang menangis.
"Salah sendiri. " egoku berontak untuk disalahkan.
Kembali kurenungkan kata-kata temanku sore tadi, ...
Dikeheningan,
bersama bintang malam,
beralunkan detak jam ....tik...tik...tik ...
Hingga detik terlewat berganti menit, tak terasa satu jam telah berlalu.
Hanya untuk sebuah "maaf", begitu susahnya.
#sisi lain ke ego an ku#
Posting Komentar