Honey...Kangen.
Air mata ku mewakili rasa rindu yang ter pendam.
Kusembunyikan isak sedu sedan dari mereka
Malu!
Mereka tak boleh melihatku seperti ini
Ku pura-pura sibuk dengan pena dan buku diary
Mencatat apa saja yang bisa ku tulis
Hari ini berlalu tanpa sukses
Aku belum mampu menjadi IBU yang baik bagi mereka
Tangis yang pecah oleh mereka seharian tak lagi terhitung
Bukan salah mereka! Aku tahu
Suara menghakimi dari sang Komite siang kemarin yang memvonisku sebagai sibukker sehingga tak 'becus' mengantarkan anaknya membaca huruf Hijaiyah mengiang-ngiang dikepalaku.
Karena itukah mereka kini kena dampaknya ?
Aku rindui dirimu saat-saat genting seperti ini engkau pasti tersenyum dan... berkata "sing sabar, sing dhawa usus e".
Posting Komentar